Rabu, 17 Desember 2014

Ntah Apa Bekalku Menemui-Mu Kelak?

Bismillahirrahmanirrohiim...

"Ya Allah, aku meminta surga pada-Mu serta perkataan atau amal yang mengantarkan padanya. Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari neraka serta perkataan atau amal yang mengantarkan padanya. Ya Allah, jadikanlah setiap takdir yang Engkau peruntukkan untukku adalah baik." HR. Ibnu Majah


Beberapa hari ini... merasa janggal dengan semua yang terjadi padaku, rinduku yang menjadi-jadi pada ayah dan ibuku di rumah, tangisku yang tiba-tiba saja tak bisa kukontrol dan kuakhiri padahal tanpa sebab dan kesakitan apapun. bacaanku yang kadang tetiba sampai pada kalimat-kalimat kematian, atau kabar yang kudengar akhir-akhir ini di dominasi perkara maut. bahkan beberapa orang yang dekat denganku tiba-tiba sudah dahulu menghadap-Mu dengan cerita kematian yang membuatku cemburu, membuatku sering berpikir bagaimana akhir hidupku?

 

"aku mengingat banyak hal  yang terjadi. menerka-nerka yang jarang kubayangkan sebelumnya, ntah apa maksudnya? ntah apa yang akan terjadi, sejenak bahkan aku ketakutan, ketakutan jika orang2 tersayangku yang duluan menghadap-MU. bahkan aku berpikir, biar aku saja yang duluan menemui-Mu sebab aku tak sanggup kehilangan mereka. ah... Robbi.. ketakutan seperti apa ini ya ALLAH. aku mengapa? 

 

Sudah banyak kedurhakaanku pada-Mu, sementara waktuku selalu masih saja Kau sediakan, mungkin mengajakku berbenah, jauhkan aku dari kelalaian. ya Tuhanku.. dekatkan aku pada-Mu sedekat-dekatnya, biarkan kenikmatan ini kepeluk erat, ketakutan kalau-kalau aku kehilangan rasa dekat ini, biarkan saja mata ini mudah menangis ya ALLAH, sudah lama aku menginginkannya, sudah lama aku ingin dilembutkan hati, sudah lama aku ingin jadi penakut, sudah lama aku ingin terisak, sudah lama aku ingin mesra pada-Mu semesra-mesranya, biarkan aku seperti ini ya Robb.

 

Robbi, sempat terpikir...saat seperti apa aku menemui ajalku. saat sedamai apa kondisiku, saat setenang apa pikiranku, saat sebersih apa hatiku, sebaik apa lisanku, sesuci apa prasangkaku, atau malah kebalikan dari itu, Nudzubillah ya ALLAH. Sungguh aku ingin menemui dalam sebaik-baik kematian, khusnul khotimah, aamiin. maka ajari hati untuk selalu berasaha memaksakan wujud titipanmu ini untuk selalu berada dalam kebaikan, sibuk dalam menjaga agamamu, repot memperbaiki mahdohku yang masih berantakan, menunjuki aktivitasku yang masih sering beralasan sibuk/malas untuk tidak bersegera menyeru dakwah jalan cinta-Mu. Allahku aku ingin menemuiMU dalam sebaik-baik keadaan...

aamiin Allahumma aamiin

 

Panyabungan, 18 Desember 2014



Selasa, 25 November 2014

Aku gurumu nak



“Kau gagah diatara surya dan senja
Kau tak pernah meliuk meski terpanah kata asalan
Kau tegar berhadapan dengan keluh yang paling mencekam sekalipun
Kau... apapun yang terabik adalah kau
Dan Kau guru yang selalu paham denganku”

Robbi... kuhimpun do’a terbata sebab menyesal
Bantu aku menghadirkan wajah-wajah mulia itu
Bawa pikiranku mengenang tumpukan sabarnya
Kemudian membelok atas segunung tingkah dan acuhku
(salam penuh kerinduan untuk seluruh guru2ku)


Sejak kujalani kehidupan tanpa beban SKS, Aku mulai memaksakan diri agar ikhlas disapa sebagai seorang guru. Gelar duniawi seorang Sarjana Pendidikan Fisika yang sudah lebih dari setahun kulakoni membuat aku yakin bahwa bermuhasabah itu juga seperti ini. Yach... seperti sekarang, ketika di kelas menemukan sejuta tingkah, menghadapi seribu tanya, melakoni seratus sifat, mendetailkan sepuluh kebingungan namun tetap pada satu kekuatan, ya... aku gurumu nak.


Aku gurumu nak,
Yang dulunya juga tahu gerakan2 sepertimu, yang dulunya paham tipuan-tipuan sepertimu, paham kode-kodean sepertimu, paham alasan-alasan sepertimu, ah... banyak...
Semestinya kau tak harus tahu keluarbiasaan tingkahku dulu, cukup berkaca pada sikap baikku, itupun jika ada. Kalau tak kau temukan cukup pahami... aku gurumu nak...





Aku gurumu nak,
Guru muda yang memaksakan diri agar tampil sedewasa mungkin di depanmu, tampil serapi mungkin dihadapanmu, tampil sewibawa mungkin di matamu. Tak perlu kau tahu seperti apa kekanak-kanakanku, seperti apa lakon kebingunganku, seperti apa kesedihanku. Jikapun pada akhirnya kau tahu aku, cukup pahami... aku gurumu nak




Aku gurumu nak,
Guru yang tak sempurna, guru yang penuh cela kesalahan, guru yang hidup dipenghujung zaman, guru yang merasakan gejolak dunia, guru yang dirasa diam dalam tekanan keadaan, guru yang pergi pagi pulang pada jadwalnya, guru berbayar, guru material, guru anak bangsa. Namun aku gurunya manusia... pahamilah nak...aku gurumu


Aku gurumu nak,
Semoga aku mampu menjadi sebenar-benar guru,  terimakasih atas segala anggukanmu, perkataan turutmu, prestasi hebatmu, dan segalanya.

Sampaikan pada siapapun... ya..aku gurumu nak,
(SARIKA LUBIS)






Sabtu, 08 November 2014

AGAR HIDUP TAK SEKEDAR MENJALANI

Bismillahirrahmanirrahiim


"Berpetualanglah berawal mimpi-mimpi, setelah itu impikan lagi petualangan lainnya. Petualangan yang membuatmu kebal pada kesakitan dunia, mebuatmu tak ciut oleh gertakan-gertakan perantauan, membuat nyalimu beradu dengan genggaman prinsip, membuat hidupmu lebih hidup dan kau tau adkku sayang di wujudku yang tak seberapa ini selalu ada seribu bahkan jutaan milyar cinta yg selalu siap menyeka keringat lelahmu bahkan menyuguhimu semangat baru agar citamu terpeluk dan terwujud."

Adikku sayang... hanya melalui kata-kata yg membosankan ini aku mampu beradu argumen denganmu, sebab jika bertemu langsung spt kemaren aku takkan sanggup berkata banyak. terlalu lemah sisi kerasku jika berhadapan dengan wajah semangatmu, maka yg ada aku hanya akan beranjak meninggalkanmu di asrama itu dengan titik2 air mata yang sengaja kusembunyikan. bukan! bukan aku bersedih dinda, tapi aku terlalu malu, tak bisa memberi banyak hal untukmu. sampai hari inipun aku masih mempertanyakan kesanggupanku memperjuangkan semangatmu di depan hebatnya kemauanmu untuk mewujudkan semua permintaan mereka berdua. ah... akhirnya kau makin tahu dengan beban hidup ini. tak mudah kan sayang? tak semulus yang kita sangkakan waktu kita kecil dulu. tapi percayalah adikku sayang, tak ada yang lebih membanggakan lagi selain mampu berjuang terlepas dari indah atau tak indahnya hasil keputusan-Nya.

Adikku sayang...aku menaruh percaya yang luar biasa padamu, disamping aku berdoa banyak hal kebaikan buatmu, bagiku. mulailah sejak sekarang jika kau belum memulainya atau lanjutkan jika kau telah lebih dahulu memulainya tanpa komandoku. bersemangatlah, lebih bertaqwalah, cukupkan segala yg tak biasa dilakukan oleh orang2 yg ingin maju. bukankah kau sudah paham?

Adikku sayang...selamat malam... semangat belajar... semangat melukis rute2 curam menuju puncak impianmu, jgn jadi pengecut apalagi pembual.
bagiku kau adalah sosok pejuang.
melangkahlah ke depan. jika kau kesakitan... sesekali menoleh lah ke belakang kan kususul dirimu dinda membawa bekal pembalut lukamu meski tak sanggup aku sembuhkan. percayalah balutan itu adalah seikhlas2 inginku, maka jangan lagi ketakutan....

sekali lagi dk "AGAR HIDUP TAK SEKEDAR MENJALANI"


Sudut kamar kecil ini, 8 Nov 2014
sepenuh cinta untukmu adikku
SEMAR WIJAYA LUBIS




Senin, 25 Agustus 2014

23 Tahunku Untuk Ibuku

Bismillahirrahmanirrahim

Pada Allah yg tak sekalipun meninggalkan aku dijurang keputusasaan, syukur tak terhitung pada-Mu wahai kekasih Yang Maha Kuasa, Ampuni aku..ampuni aku..ampuni aku wahai pemilikku..

Untuk seorang figur yang dakwahnya mengalir lembut dalam prinsip hidupnya, hingga padaku, semoga sampai mati aku setia dibarisan luar biasa ini hingga aku bertemu dengannya, dengan rasul yang masih risalahnya yang tertanam meski wajahnya tak bisa tergambarkan olehku.


Sempat aku berpikir bahwa definisi Kasih sayang itu tak bisa disederhanakan, sebab saat bersamaan aku sedang berada dalam kondisi kerinduan hitungan minggu padanya, pada sosok yang cintanya berkekalan dalam jiwa dan ragaku, ntah sampai kapan aku dapat mewujudkan baktiku yang tidak ada apa-apanya ini.

Padamu wanita cantikku, terimakasih tanpa raguku. terimakasih atas permintaanmu hari itu, memintaku untuk pulang dan membersamaimu, didekatmu, bersamamu, memelukmu, menemanimu, merawatmu ketika sakit, menjagamu ketika malam, menceritakan stok pengalaman indahku, menyembunyikan jauh derita bathinku, sebab... darimu juga hanya kudengar cerita indah, semua derita, lelah dan sakitmupun tersembunyi jauh di lembar terbawah catatan hidupmu.

Ibuku sayang, aku telah seperti ini, telah kuat meski masih dikuat-kuatkan..
ibuku sayang, aku sedang bahagia,
ibuku sayang, bukankah bahagiaku yang selalu kau impikan
ibu...ibu..ibu.. aku didekatmu


Ibu.. seperempat abad kurang duaku untukmu,
sepenuh cinta
kakak

Minggu, 02 Maret 2014

Rahim itu Jalan Membentang Sepenggal Firdaus

Bismillahirrahmanirrahim...
sebelum berpanjang lebar menuliskan omelan otak pada diriku ingin rasanya sejenak mengajakmu bernuansa khusu', mendo'akan diriku, dirimu sendiri dan setiap yang ingin kau doakan agar Allah selalu melimpahkan kesehatan untuk kita. Hanya itu saja dulu... tapi yakinlah dari situ penjabaran hasil kesehatan itu cukup panjang, panjang dan kadang rumit untuk diuraikan. nikmat sehat itu kenikmatan yang hanya ketika sakit saja sibuk disyukuri.

Shalihat... pagi ini aku berangkat membuka pintu pagi setelah meninggalkan kelamnya malam beberapa jam yang lalu. Bersyukur kembali karena mata ini masih diizinkan-Nya untuk menatapmu, menatap wanita lain yang kemayu dengan pose keibuannya, menatap wanita tangguh di tekanan rem motor bututnya memboncengi segerobak sayuran lengkap dgn gantungan plastik2 ikan basah di stang kiri kanannya tadi kulihat di pasar dekat tempat kerjaku. adalagi sosok wanita berpakaian daster pake jaket tebal yang menintin tangan putri kecilnya dan satu lagi anak laki-lakinya, kurasa dia ingin mengantarkan buah hatinya itu ke sekolah. ada lagi sosok wanita necis dengan make-up meronanya memakai gaun khas wanita karir menenteng tas branded ala parisnya, atau wanita yang wajahnya teduh menyapu koridor kantor ini, yang terkadang selalu mengajakku bercanda jika aku menemaninya mencuci piring di ruang belakang kantor ini. atau wanita-wanita lain yang tak bisa kujelaskan berlama-lama ditulisan kali ini. yang jelas pagi ini aku seperti membayangkan kondisi dimana ketika kesehatan tak menjadi milik kita hari ini.

shalihat... tadi pagi ada ibu baru selesai melahirkan di klinik sebelah, karena aku sampai di kantor masih agak pagi, jadi semua sudut dan kursi kerja masih terlihat kosong, barang kali mereka sedang otw kemari. hanya ada seorang bidan yang menolong kelahiran bayi itu. akupun ingin sekali masuk kesitu, ke ruang bersalin itu, bidannyapun cukup dekat denganku. kuhampiri dan kutanyakan apa yang bisa kubantu. ternyata dedek manisnya sudah lahir beberapa detik setelah aku membuka pintu ruang bersalin ini. merah berlumuran darah. dulunya aku takut menyaksikan hal seperti ini, tapi sekarang tidak. setelah ditimbang dan dimandikan, bayi ini di bedung dan aku meletakkannya di box bayi ruangan pasien paling depan, sementera sang ibu masih belum stabil di ruang bersalin, masih harus berbaring beberapa jam lagi untuk menetralkan tubuhnya yang lemah dan terkulai itu, tapi kau tahu shalihat? senyum wanita itu sangat merekah apalagi di jari tangan kanannya ada rengkuhan penguat tangan suaminya yang dari tadi menyuguhinya minum dan makan. Alloh, luar biasa nikmatmu, ahhhaaa tiba-tiba merembes air mataku, ya... itu tanda bahagiaku menyaksikan pelajaran pagi ini.

luar biasa... selang beberapa jam ada seorang wanita dengan usia kandungan yang kukira-kira saja lebih dari 8 bulanan. dia menghampiriku, ibu ini sangat cantik, putih dan tinggi, dia datang dengan seorang wanita yang lebih tua darinya, ternyata itu ibunya. ibu itu yang menyapaku, "bu, USGnya mulai jam berapa?"
" sebentar ya bu... saya tanyakan dokternya dulu" jawabku.
mungkin sang ibu berpikir saya tenaga medis yang tugas hari ini....
" sebentar lagi ya bu... nunggu pasien yang lain dulu baru kita mulai" tanggapku lagi
"oya bu... anak saya ini sudah dekat bulannya, dia ini bisu." jelas sang ibu menerangkan sosok wanita cantik disampingnya dengan hitungan kehamilan 8 bulan. dalam hati aku hanya bisa berkata " ya Allah"
rupanya ibu hamil yang bisu ini dari kemaren menanyakan kepada ibunya tentang bagaimana sakitnya melahirkan. ibunya hanya menenangkan putri cantiknya itu dengan alasan jitu "tenang sayang... Allah yang akan menolong jihad mulia itu"

setelah hampir jam 9. aku kembali ke meja kerjaku. menyusun jadwal amburadul dan pikiran kacau balau ini. jasadku disini.. tapi hatiku sudah entah kemana, aku hanya berharap ada lagi pelajaran hari ini yang mengembalikan hatiku kesini...Aamiin...
karena tidak nyaman, aku kembali ke klinik sebelah. ada dua orang wanita yang baru datang, satunya pake hijab satunya lagi hampir pake hijab^^.
samar-samar kudengar ternyata wanita yg hampir pake hijab itu menangis, tak kuat hanya sedikit terisak. aku mengajak mereka untuk pindah duduk di kursi sebelah ruangan.
dari banyak yang sudah diceritakan ternyata ibu yang menangis itu menderita kista. dia menyangka sebelumnya dia hamil...ya Robb.. semoga Engkau menguatkan ibu itu...Aamiin...

Akupun beranjak ke meja kerjaku dan membuka komputer... selama ini aku sudah banyak paham tentang kista ini, apalagi 4 tahun yang lalu aku seolah-olah seperti pengamat kista ini. kucari artikel baru tentang penyakit yang mengubah senyum manis ibu tadi menjadi isak tangis.

ya shalihat... mari kita perbaiki pola hidup, menjaga rahim suci titipan Allah, hanya ini harta yang luar biasa harganya untuk kita. harta yang tak terkalahkan nilainya meski di bayar dengan apapun, hanya syurga yang setimpal menghargai harta yang satu ini.
Robbi, pelihara kami dari hal yang mendzolimi diri kami sendiri, jauhkan kami dari kondisi dimana kami kadang selalu lalai menjaga nikmat-nikmat-Mu. Aamiin...

jaga dirimu shalihat... sesekali ingatkan juga aku. kelak kita wujudkan peradaban sepenggal firdaus impian itu berbekal rahim yang terjaga...
Jazakillah...


Pekanbaru, 3 Maret 2014

Senin, 17 Februari 2014

Merindukan kalian di penghujung dhuha

Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh...
^^ Hidup Mahasiswa!!!
Masih meronakah wajah pemilik tahta pejuang yang kubanggakan dulu? yang hampir di setiap pergantian agenda menyisakan kenangan persaudaraan buatku.kenangan yang menjadikan aku berhutang banyak budi pada kalian, semoga segera lunas seusai tulisan ini kalian baca..hehee. Aku yang beruntung diberi kesempatan luar biasa membersamai tapak-tapak perjuangan bersama kalian di sebuah ruangan sederhana yang memuat banyak kerja yang kunamai perjuangan. Aneka ragam pintaku yang sangat cepat kau wujudkan, berjuta kata desakan yang keluar dari lisanku sigap kau tanggapi. isi sms yang seolah-olah menghadirkanmu tepat dihadapanku untuk berbenah dan merampungkan sepenggal ide cemerlang yang kita mimpikan semalam sebelum pertemuan itu. aduh... malunya aku jika mengingat sosok buru-buruku waktu itu^^

Bernama PSDM, seharusnya sosok-sosok kebal yang berada disini, manusia berhati sabar dan memiliki senyum manis...(kira-kira begitu yakkk^^), namun sayang seribu sayang takdir di Lauhul mahfudz telah tertulis. namaku, namamu, namanya, nama kita semua yang mengisi posisi itu. ternyata banyak hikmah kawan^^ episode luar biasa di sepenggal hidupku tentang beban kali ini. kadang-kadang membuatku tersenyum sendiri jika mengingat semua kenangan disana. aduhai... efek katalisnya cukup kuat mengubah sosok keras kepalaku^^. perlahan-lahan menimbulkan kesederhanaan dalam tanggapanku. assek... cukup kita yang tahu:)

Saat ini. kueja kembali nama-nama itu, nama-nama yang sengaja kusimpan diantara sejuknya jantung dan hatiku^^, apakah aku masih tersangkut di rhobithoh pagimu? ntahlah... tapi...semoga, semoga jatah persaudaraanku masih menjadi hak mutlakku darimu^^

"LENNI" Sekdis shalihatku... yang hampir tak pernah menyanggahku sekalipun, ntah karena dia malas mengikuti gaya aroganku. atau bisa jadi telah di hibahkannya jiwa lembutnya untuk menetralisir otak bengalku.. Ah... ukhtiku... kau tetap si lembut yang cekatan. yang rela berburu waktu mencetak surat apapun yang kupinta lewat pesan sms, semoga Allah selalu memudahkan urusanmu sobat. kau tahu... aku mencintaimu seperti romantika persaudaraan arai dan ikal di sinema pejuang laskar pelangi...ahhhayyy...


"HAFIZHAH ARIEF" Cukup banyak hal yang kau simpankah tentangku bunda? tentang sikap kerasku? tentang cengengnya aku yg terkadang diam-diam kau ketahui?  hingga terkadang tatapan matamu membuatku merasa bersalah. sejak awal kuliah aku telah merasa nyaman duduk berlama-lama bersamamu, barangkali karena jiwa keibuanmu yang seolah-olah membuat hatiku mendapat tumpangan bersandar meski sejenak. bunda... tetaplah jadi bunda sholehaku, yang kukenal dulu apa adanya, yang selalu sibuk menanyakan yaumiah penguatku, yang selalu hadir dalam tapak perjuangan apapun. aku berdo'a semoga kelak kau sebenar-benar bunda penaung buat jundi-jundimu^^ seperti aku merasakan itu darimu bahkan lebih... love u bunda... keep hamasah... laa tusrifuu:(

"RAIS SHABRI" Jika kau rasa tubuh dan hati pejuang terkomposisi dari kerasnya besi, maka kupesankan padamu adikku, tempa hati dan tubuhmu dari tumpukan baja. agar lelahmu melebur bersama panas yang kau rasa, agar riyamu terjatuh bersama tetesan keringat yang tak akan pernah mau berada di tubuh kita. karena kita pejuang tanpa riya, tanpa gelagat sombong apalagi pengakuan dunia. lebih dari cukup pertinggalan ruhiyah saja imbalannya untuk kita adikku, kelak jika kau jatuh dan terlunta-lunta, bekalmu sudah mencapai puncak istana. sebenar-benar pinta atas segala keluh kesahmu saat ini, tetaplah jadi adik yang kukenal optimis dan tetap memiliki mata hati yang tajam serta telinga yang peka... kemudian berdiri, berjalan dan berlarilah sekencang yang kau bisa adikku. di titik lelahmu nanti hanya akan ada syurga yang menjadi terminal terakhir. aku berdo'a kelak di terminal itu ada aku, kamu dan semua pejuang2 hebat itu...Aamiin...

"ABDUL WISLIYANDI" pertama ku tahu, lakon pejuang yang menyatukan aku dan sosok sederhana dan cekatan ini. tak banyak ceritaku tentangnya. tapi segunung kesimpulan baik tersimpan dimuatan pikirku. kelak kau akan jadi pemuka yang benar . bertahanlah pada batas-batas baik yang kau miliki. maaf lahir bathin atas kesalahanku yang tak banyak membersamaimu, yang membiarkanmu, itu karena aku tlah yakin kau lebih dari sekedar mampu. semoga Allah selalu memberkahimu adkku^^

"RISTIANA" Jazakillah ya cinta... atas semua yang tak pernah lelah kau berikan pada kawanmu yang mada ini. aku tetap anak-anak cengengesan jika bersamamu, tetap wanita sensitif meski baru seujung kuku kau marahi, tetap teman tak tahu diri yang selalu menghabiskan jatah makanmu jika malasku tak terobati, tetap orang yang merengek jika baju hari ini belum selesai digosok.hahaa. seolah-olah aku yakin kau lebih paham dariku tentang hamparan hidup ini. hampir tak cukup jari tanganku menghitung kebersamaan kita. sejak SMA,, Ya... sejak itu kau telah banyak mengorbankan banyak hal untukku. semoga Allah melimpahkan cinta yang berlebih untukmu karena telah menitip banyak cinta untukku. semangat selalu sayang... Allah lebih tahu dari apapun yang kita perkirakan...Ahabbakalladzi ahbabtani lahu...

"SHERLY DABERTY" Adik manisku... yang selalu siap mengerjakan apapun yang baik. sejak mengenalmu aku banyak belajar melengkapi hidup. tetaplah berjuang pada koridor terbaik, jadi wanita tangguh lebih dari apa yang orang yakini. semoga Allah selalu menjagamu adk manisku^^.

An then... miss u All of bemers badai... cause Allah yang telah mempertemukan dan memisahkan kita. kelak jika banyak kehebatan yang kalian raih. berbagilah bersamaku. agar semangatku kembali membuncah. aku mohon maaf atas banyak hakmu yang terlalaikan olehku.
terimakasih telah ikhlas membersamaiku. menorehkan warna baru di usiaku yang tak belia. kelak nama-nama kalian akan kuceritakan pada jundi-jundiku agar mereka tertantang dan bersemangat seperti kalian, dan dimensi dunia islam terpadati oleh sejumlah kreativitas nyata seperti yang kita buat dulu. meski hanya setitik tapi berwujud.


AllahuRobbi, dhuha-Mu masih hadir kali ini bersamaku, kumohon jaga mereka dari segala keburukan dan kelak izinkan kami disana bersila bersama para syuhada-MU. Aamiin ya Robb


sepenuh hati
SARIKA LUBIS^^





Kamis, 13 Februari 2014

Sumber Lelah Itu Bernama Futur

A'uudzu billaahi minasy-syaithaanirrajiim. Bismillahirrahmanirrahim...

Semoga  coretan kali ini merupakan bagian penuntasan keresahan atas segala minus kepribadian dihadapan-Nya.
Semoga juga selepas menumpahkan isi otak ini kutemukan kembali sinar terang yang kini kurasa kian redup,
harapan bertahan yang menjadikan aku selalu berupaya menuntaskan segala hutangku padajiwa, lebih-lebih pada usahaku untuk tetap bertahan mendapat perhatian dari-Nya. 

Allahu Robbi, sepintas kurasa ingin berlari jauh dari semua ini, berlari di suatu tempat luas yang tatapanku hanya fokus pada ujung, ujung yang tak terlihat. hingga aku lelah dan tersungkur, menatapkan wajah sombong ini pada langit-Mu yang bertingkat-tingkat itu, kemudian kuperas sekuat-kuatnya hati bengalku agar tersadar bahwa Engkau lah satu-satunya pemilik keputusan pasti, keputusan yang jauh lebih indah dari apa yang kubayangkan. Setelah itu aku ingin menoleh sebentar saja pada jurang yang hampir selangkah lagi akan membuatku jatuh sejauh-jauhnya. Jatuh dan tak termaafkan oleh siapapun, oh...ternyata, selangkah ini yang menyadarkanku, selangkah ini yang mengetuk keras pintu hatiku bahwa Engkau juga punya murka, Engkau juga punya balasan lain selain keindahan... Astaghfirullah.... ampunan-Mu segalanya wahai Pemilik Kerajaan langit dan bumi.

Apapun dosaku, ampunan-Mu kurasa masih ada, masih tersediakah untukku ya Robb?
sesungguhnya aku tetap ingin bersama-Mu, meski buktiku belum pantas membayar impianku. tapi kan kupaksa komponen titipan-Mu ini, untuk berupaya mendekati-Mu sedekat-dekatnya.


Pekanbaru, 130214

Minggu, 09 Februari 2014

Kertas-kertas mimpiku

"Kenikmatan iman luar biasa akan tercicipi, ketika tak satu manusiapun berada disekelilingmu, bukan karena kamu sombong atau tak pandai menempatkan diri. Namun di saat itu kau dapati, pertolongan Allah sebenar-benar dekat" -Ust Erwin Candra Kelana-

Merasa sedang bersama mereka detik ini, seolah-olah memperjuangkan ghonimah padahal milik sendiri masih berserakan tak dibenahi. saat ini aku masih membayangkan saat pertama kali menumbuhkan niat untuk merenovasi impian yang kadang-kadang seolah menyulap kondisi inersiaku. ternyata lebih dari seonggok tubuh yang kita miliki. Allah yang Maha Pengasih menitipkan akal sehat yang berbanding dengan nafsu kepunyaanmu. kita tinggal pilih saja ikut kemana? mau kemana? atau kita sendiri yang memimpin nafsu dan membawanya jauh... jauh sekali, melampaui cetakan-cetakan otak. nah saat itu seyakin-yakinnya kita saksikan keistimewaan fitrah. tersenyum karena jejak itu telah berkilau, tentu saja tidak mudah! sangat sulit, dan pilihan mundur lebih besar dari keoptimisan untuk melaju perlahan mengikuti ritme percepatan. tapi, kuyakin Insyaallah kan sampai. sampai pada niat awalku mencoret kertas-kertas mimpi itu^^

kertas pertama itu, tergulung karena telah terganti dengan coretan baru.
aku masih ingat, di atas poin impian itu ada kata penggugah yang aku saja hampir lupa. MasyaAllah.begini tulisannya:
" kebenaran itu akan tetap bernama kebenaran. meski tak ada satu orangpun yang menemanimu mengakui kebenarannya. ada Allah yang paling Tahu"

nah... lho...??  hampir saja aku tak percaya dengan tulisan yang hampir luntur itu, sudah berdebu karena selama ini kugulung dalam kardus air mineral, disana banyak hal membuatku merasa dejavu ketika bongkar-bongkar arsip kemaren^^. hmhm... kapan persisnya aku menulis itu ya? ah... yang jelas judul impiannya bernama " target semester satu". ya Robb... ternyata aku masih menyimpan semangat itu. semoga...semoga aku tak memilih mundur. Aamiin.

sampai kardus itu terbongkar. ternyata ada delapan kertas coret-coret istimewa disana. aku seperti baru melihatnya saja. padahal aku sendiri yang menulisnya, menempelnya, kemudian menggantinya dengan target baru. ah... sudah bergulung-gulung ternyata. sempat aku berlama-lama membacanya. aku pikir aku telah jauh mundur ya Robb, mundur dari target-target barokah ini. kemana saja aku selama ini? ngapain aja dengan suguhan waktu yang terabaikan begitu saja. tidur, berdebat, luntang lantung!!! atau berpusing ria pada bagian yang melemahkan ruh yang telah mirip kaca berdebu ini.
"walah... itu tak penting!!! berbenahlah lagi... hapus debu-debu yang menempel pada kertas itu. mungkin saja itu dirimu, ya... kau menemukannya lagi ditengah keresahan jiwa yang tak mestinya dituruti. Bergeraklah! bangun pondasi merdeka yang baru, kita proklamirkan keseriusan. tak cukupkah kertas-kertas bertuliskan tinta prinsip ini yang jadi kode pengingat??? mari... kedepankan syukur... ternyata jalan terjal ini menyimpan berkah luar biasa.

 "Tuhan... dosaku menggunung tinggi... namun pengampunan-Mu tak pernah bertepi, bila... selangkah kurapat pada-Mu, seribu langkah Kau rapat padaku"

Astaghfirullah... selagi masih bernafas, perjuangan menghidupi diri dan ruh sendiri musti diupayakan. tak sadarkah? ada sosok lain yang berharap banyak hal padamu, mesti hanya berupa congkelan, colekan atau say hello bertatap ruh. lebih dari itu orang-orang terkasih yang hak hidupnya mesti ditunaikan. simbiosis atas nama pengorbanan yang menuntut hati sehingga mau tak mau mesti jadi sosok kuat karena rupa-rupa mereka adalah perpanjangan wujudmu. seharusnya dan memang akan terpatri di jiwa, bahwa mereka adalah segala yang membuatku memiliki gelar barometer pejuang. ya... mereka yang lebih berharga dari apapun yang kudambakan.

Sedalam syukur pada-Mu ya Robb. yang menguasai hidup dan matiku. Sungguh aku ingin menjadi selayak-layaknya hamba-Mu meski modalku menghadapmu jauh dari kepantasan. Namun ku ingin Engkau menatap tegarnya jiwaku, jangan sudut matakan aku. Kepada siapa lagi aku menggantungkan mauku kecuali pada-Mu.

Jiwa... janganlah mau lalai.
kini Februari sudah sepertiga terlewati, ntah lebih banyak tumpukan kebaikan ataukah berkali lipat lebih banyak tumpukan dosa.
berencanalah sebaik-baik rencana hidup agar maut yang semakin mendekatpun tak berlalu sia-sia. sebab ini masih di dunia, masih di rute perjuangan. semoga usia ini berkah hingga pada ujung desember mendatang kupetik kembali panen yang terbaik, panen hasil dari bersusah payah. Aamiin

Bismillah... bersama kertas impian yang telah kubersihkan dan kutata rapi kembali, di februari ini kuupayakan
"Rumah bekam ABSA"
point target di kertas kelima itu, kini menjadi resolusi hidup di tahun 2014. tak akan terlambat. Insyaallah.
SENANTIASA DIKUATKAN DAN DIBERKAHI. Aamiin ya Robb

dengan semangat yang membuncah
           Aripha_Absa



Kamis, 06 Februari 2014

Esensi Amanah

Assalamu'alaikum..wr..wb...

Sungguh terlintas di benak, awal tulisan ini ingin kumulai dengan suapan rindu sebagai sarapan jiwa yang terkadang lapar karena tak sempat menoleh sajian lezat bernama pertemuan, ya.. pertemuan dengan sosok sholeh/ah yang menginspirasi seluruh komponen lahir dan bathinku di sebuah dimensi perbaikan bernama "Kampus".

Apa kabarmu amanah?
masihkah leluasa membersamai pemilik rintihan kalbu jika kemanusian tercoreng corak durjana, lebih dari itu masih bertahankah kau di sela impian para pejuang yang lelah tapi berpura-pura tak mengenal lelah atas nama redho dan ikatan hati yang akan dijuntai sampai negeri impian bernama Syurga^^

sejenak aku teringat sebuah pesan singkat beberapa hari kemaren yang dikirim adik shalihatku yang sedang menghabiskan sisa liburannya di kampung bersama ruhiyah yang diprioritaskan demi tertunainya birrulwalidain. Insyaallah semua masih sesuai target mutaba'ah kan dinda?^^
kira-kira ini isi sms adik shalihatku itu "Aslm..wr..wb.., kak, adk merasa tak betah dan tak layak memegang amanah ba..bla..bla ila akhir"(sms persisnya tak saya publish ya...^^)

Sebuah kewajaran jika diri merasa tak pantas dalam memikul amanah (besar atau kecilpun menurut logika kita sebagai manusia). tapi musti sama-sama kita luruskan bahwa kedalaman kata AMANAH itu adalah bentuk PERCAYA, bentuk percayanya Allah pada kita, bentuk percayanya saudara pada kita, bentuk percayanya pemimpin pada kita bahkan tuntutan percaya diri kita sendiri akan sebuah kekuatan luar biasa yang apabila dipendam akan membeku bersama pendalaman hukum inersia^^.

Hanya bisa dijalani dengan upaya kesungguhan bahwa terkadang amanah yang membuat bingung inilah yang mendewasakan, yang dapat menjadikan kita selalu berusaha memanfaatkan sejumlah waktu yang tersedia dengan kebaikan, atau setidaknya mengurangi masuknya pekerjaan sia-sia selain kebaikan.

memperbanyak syukur karena Allah telah menyelamatkan kita dari segala aktivitas konyol. seperti kata seseorang yang sangat menginspirasiku " bersyukur itu menjalin jiwa agar senantiasa dipilih  berkumpul dengan orang-orang yang selalu berupaya mengingat Allah, atau pilihan kedua bersyukur itu yang menguatkan keyakinan kita berada di jalan perjuangan ini"

Agar tak salah niat atau makin membuat kabur tatapan bathin ingat sajalah bahwa yang kita lakukan ini adalah kerja-kerja akhirat, jadi jangan ragu lagi. Allah itu tetap masih sangat Pengasih, maka kokohkanlah keyakinan kita masing-masing. Insyaallah Dia akan menolong dan memberi jalan terbaik untuk setiap persoalan kita dalam memperjuangkan Ad-din yang sungguh sangat mulia ini. Allahuakbar!!!

AMANAH:
-Membuat kita mudah menangis
-Mudah meminta pada Allah
-Mudah melembutkan hati

sebenar-benar kedekatan pada Allah. Insyaallah..

pekanbaru, 6 feb 2014
for you dinda shalihat, tentunya setelah aku mengingatkan diri sendiri, diri sendiri, diri sendir, dan orang lain

Senin, 03 Februari 2014

Ibu bilang "ada nak"


Bismillahirrahmanirrahim
Allahuakbar...Maha Besar Allah dengan segala keajaiban penciptaan makhluk bergelar khalifah di muka bumi-Nya ini. tentu dengan segala rintihan sakit dan mekarnya senyum semua kita lalui dengan izin-Nya.

Hampir kugenapkan 3 bulan berbenah disini. di tempat luar biasa yang hampir setiap hari mengajarkanku segala bentuk pengabdian seorang ibu pada anaknya, ketundukan dan keikhlasan seorang istri pada lelaki yang menggelari diri sebagai penyambung pikulan amanah dari ayahnya. iya benar... tempat ini menyulap segala sisi kerasnya pendapatku terhadap sosok lelaki, melebur keyakinanku bahwa kaum adam ini kadang hanya mengerti perintah tanpa mendalami jalan naluri. Ah... bisa jadi ini perjalanan baru buatku dengan mengamati segala apa yang terjadi disini, di samping ruang kerjaku yang hanya berbatas dinding dan pintu keluar masuk.

Bagaimana mungkin aku tak banyak menggenangi otak dengan kondisi luar biasa ini, kondisi yang sebelumnya jarang kutemui. setiap hari aku menyaksikan para ibu dengan perut besarnya menuju klinik bersalin itu dengan berbagai macam maksud dan tujuan kedatangan mereka. periksa janin, kontrol bulanan, USG, bahkan ada yang datang dengan lipatan kening yang susah dihitung, karena menahan sakit keburu lahiran. wah...wah..wah... sebenar-benar pembelajaran berarti untukku yang di seperlima abad usiaku tidak pernah berpikir sejauh ini. ya... baru akhir-akhir ini saja aku sadar bahwa hal ini milk wanita... ya... kamu benar lagi... aku wanita, tepatnya wanita yang sudah bisa merasakan sakitnya apa yang pernah kulihat dari ibu hebat tadi pagi itu.

Ini jam istirahat sholat dzuhur dan makan siang, mungkin pekan ini sudah ketiga kalinya aku mendengar rintihan halus dan tarik napas teratur dari ruang bersalin itu. tepat di belakang ruangan tempat makan siangku kali ini. lagi-lagi aku yang keringat dingin, aku yang tarik nafas dan sesak sesaat. Ya Robb... tiba-tiba aku merindukan sosok hebat itu, tiba-tiba aku ingin dia ada disini menceritakan semua apa yang dialaminya ketika perjuangannya menghadirkan aku di duniamu ini. ya... ibu... ibuku yang hampir tak pernah meninggalkan kesan buruk di otakku, meski kadang repetan lisannya membuatku tersungut dan menangis. tapi dia tetap hebat. Tetap memiliki sesamudra perhatian tulus untuk darah dagingnya ini.

Saat ini juga aku akan menelponnya. iya... sekarang, mungkin dia sudah selesai sholat.
"Assalamu’alaikum mak... sehat?"
"Wa’alaikumussalam, Alhamdulillah sehat nak... kakak sehat? udah makan siang kak? masih banyak kerjaan kakak hari ini? jangan lupa istirahat ya inang^^" itu suara wanita hebatku di seberang sambungan HP ini. aku cuma bertanya satu pertanyaan untuknya, tapi dia balikkan begitu banyak kecemasan untukku. ya Robb, bagaimana mungkin aku tak semakin rindu padanya:(
terasa kelu, aku seperti sedang menyaksikan romansa mengharukan seperti di film-film, yang membuat ibuku heran dengan tingkahku yang tiba-tiba terbawa sedih di pembicaraan telpon ini... sisi kecengenganku menjadi-jadi. kututup pembicaraan anehku dengan ibu dengan salam yang hampir terbata-bata.

Kuingat lagi, sewaktu SMP dulu, ibuku pernah bercerita bahwa aku lahir selepas ibu mandi sore dan ingin sholat ashar. waktu itu ayahku belum pulang dari tempat kerjanya yang berjarak kurang lebih 20 km dari rumah nenekku. ibuku dititip ayah disana karena sudah menjelang masa bersalin.dan juga karena aku bakal anak pertama sekaligus cucu pertama buat kakek nenekku dari ibu.
kata ibu, tidak cukup sulit melahirkanku, hanya ada ibuku dan opung (kakek nenekku) disana serta tulangku (adk ibuku) yang disuruh menjemput bidan desa ke RT sebelah. aku lahir tidak dihadapan ayahku, di iqomahkan kakekku, ayahku sampai ke rumah nenek  setelah hampir 3 jam usai kelahiranku. kata ibu, ayahku mengiqomahkan aku kembali. menurut ayah agar suaranya kelak selalu jadi kedekatan antara dia dan aku sebagai putri kebanggaan tentunya dalam hal yang baik-baik.

waktu itu ibu minta maaf pada ayah karena anak pertama mereka bukan bayi laki-laki seperti yang dikhayal-khayalkan ayahku. "esok, kalau anakku besar aku ajak main bolalah, aku ajak mincing, ku ajak ke mesjid…bla…bla…" itu yang sering di ucapkan ayah sewaktu aku masih dalam rahim suci ibuku.

"dedeknya cantik pa...bukan ganteng" kira-kira begini kata pertama ibuku setelah ayahku mengiqomahkanku.
" tidak apa-apa sayang, terimakasih... kelak putriku ini akan sangat kuat dan sangat hebat melebihi impian-impian kita". itu yang sampai sekarang sering ku dengar dari ayahku jika aku sudah mengadu kepadanya. Jika sifat manjaku kadang mendadak hadir.^^

Ah..hebat bukan gelar orang tua itu, menurutku sangat heroic, sangat menyentuh. bagaimana tidak?, dengan segala keterbatasan dan kondisi materi mereka zaman itu, tak menjadi alasan buat mereka mendidik generasi titipan IlahiRobbi. sampai-sampai aku merasa jauh lebih bodoh dari ayah dan ibuku. ah... semoga saja... semoga do'a-do'a mereka masih lama membersamaiku... Berkahi usia keduanya ya Rahman. Hingga benar terwujud aku bisa membaktikan diri sepenuh hatiku untuk mereka, mengantar mereka menuju sejuta kebaikan yang mereka belum sampai.

pernah juga beberapa waktu yang lalu aku bertanya iseng pada ibuku,
"mak, waktu hamil kakak. umak ngidam apa?"
" tidak ngidam banyak dan aneh-aneh kak. apa yang ada umak makan aja. tapi... ada sih satu yang mak ingat. waktu itu sudah tengah malam kak. umak ingin makan nasi ramas dari warung dipinggir pantai dekat pasar " kata ibuku. malam itu juga ayahku pergi kesana dengan motor butut warisan ke warisan milik uwakku. dengan harapan nasi jualan ibu warung pantai itu masih ada. dan Alhamdulillah ayahku pulang membawa makanan idaman ibuku yang waktu itu merupakan permintaan ibuku yg sangat aneh bagi ayahku^^. Tapi diturutinya saja, sambil mengancam lembut ibuku “ udah jemput sejauh-jauh itu dihabiskan ya…” kata ayahku sambil membukakan bungkusan daun pisang yang berisi nasi pesanan si mak.
Setelah ibuku menceritakan itu, aku tertawa dan memeluk tangan ibuku... "Ah... romantis ya papa dan umak waktu itu" ledekku pada ibuku... hanya senyum dan tangannya yang semakin lembut merapikan jilbab kucelku^^

itu ibuku... itu ayahku... sesanggup mereka selalu menitipkan semangat buatku, meski bukan dengan serba kecukupan materi tapi tak sekalipun mereka menelantarkan hak kami. selalu mereka bilang ada meskipun adanya masih dilangit, pada adik2ku ibu bilang "ada nak" tapi aku tahu, adanya di langit dan sebentar lagi akan diturunkan Allah. Selalu bertopeng ketenangan, selalu menyembunyikan ketersiksaan. Selalu dan selalunya mereka yang hingga saat ini mengajarkanku banyak jalan keluar dari onggokan masalah duniawi ini.

Sejauh ini, aku masih bersama kesyukuran yang kujalin bersusah payah, meski selama hayatku tak semua senyum yang mereka sisipkan di hatiku, pernah juga aku sedih. tapi mereka tetap ayah ibu yang sangat hebat, sangat cerdas mengakal-akali ketakutanku. Dan nyatanya memang benar, kayuhan perahu keluarga kami masih satu komando, masih di qiyadahi oleh ayah terhebatku^^

Ibu, jazakillah sangat atas tumpangan rahim suci tanpa tarif itu, sembilan bulan kurang beberapa hari gratis, bagaimana mungkin bisa kubayar dan akupun tahu cara melunasinya, meskipun tak akan pernah terbersit di otakmu untuk mentarifnya, terimakasih ibuku sayang. wariskan kepadaku ilmu sabarmu, titipi aku do'a penjagaan tanda setia milikmu, lengkapi kuatku ini dengan kekuatan yang kau miliki, kelak aku juga akan berubah jadi wanita setia, jadi ibu luar biasa sepertimu, jadi istri manut yang tak sekalipun membiarkan periuk nasimu kosong ketika ayah tiba di pintu rumah. ibu... syurga terlayak kupinta pada Allah, ajak juga aku kelak kesana untuk memenuhi shaf-shaf rapi bidadari-bidadari sholeha pemilik ridho para suaminya. aku janji aku tak akan keras kepala lagi dengan hal ini ibu^^

Ayah, segalanya dari Robbmu telah kau kucurkan pada kami. Kau yang tak pernah sekalipun meragukan keputusanku, selalu jadi orang pertama mendukung segala ide-ide konyolku, karena menurutmu aku akan mampu dengan ketajaman masalah seperti apapun, ah… aku tetap masih putri kecilmu dulu pa, yang selalu menunggu putaran jarum jam di depan pintu rumah kita, menunggumu pulang kerja membawakan kantongan plastik oleh-oleh untukku. Aku hanya punya sebait kata yang dari dulu ku jadikan jimat kekuatan di perjalanan tunggang langgangku ini " dunia ini keras inang, maka keraskan prinsipmu, agar tak satu orangpun bisa menyakitimu. Dunia ini keras inang, maka lembutkan hatimu seperti fitrahmu". Sekali lagi kau tetap satu-satunya penyair dan pemimpin kebanggaanku ...
Aku, akan berusaha jadi amanah terindah buat kalian, dan kelak pemberi payung teduh di lapangan persaksian itu.

pekanbaru, 4 feb 2014
ruang kerja yang amburadul ini^^
Putri kecilmu dulu
SARIKA LUBIS

Selasa, 28 Januari 2014

Bagian Jasadku, ini mauku

Karena Allah yang Maha Mengetahui tentangku, tentang bagaimana aku bahagia, tentang bagaimana aku tersenyum damai. Tentang harapan-harapan yang kuutarakan di pagi hariku, kukuatkan dalam sempurnanya pinta dipenghujung senjaku. selebihnya keserahkan pada-Mu yang lebih tahu segalanya tentang hidup dan matiku^^

Robbi... karuniakan selalu aku penampang jiwa yang lapang atas segala bentuk kehendak-Mu padaku.
disitu aku akan belajar meletakkan porsi semangatku hingga lukapun bagian kebahagiaan buatku^^

biarkan kaki ini lelah, biar saja jari ini kaku,biar saja mata ini terkatup, biar saja telinga ini berdengung, biar saja hati ini berkata-kata, tapi istimewakan untukku pundak yang nyaman, senyum yang ikhlas agar ketika mereka kecewa aku bisa meminjamkan bahu yang tak sebegitu kuat ini, menenangkannya dengan senyum yang tak begitu indah ini. walau hatiku rapuh lebih rapuh dari kondisi kuatnya hati mereka. tapi cukup Engkau saja yang tahu.

Akan kulalui sisa perjalanan ini seistimewa cara yang kurencanakan, akan kuberanikan menawar semua kesusahan untuk semua kebahagian mereka. setidaknya aku tak akan terpaku lagi pada kasarnya kehendak bathinku.

setelah ini kuupayakan menemui mereka dengan fitrah terlembut yang kupunya, telah kukubur kekerasan dasarku dalam-dalam biarkan saja menyesak aku bisa menahannya sampai Engkau hilangkan sesaknya, atau aku lupa aku sedang meredamnya. yaa... aku bahagia... aku sangat bahagia.... sangat bahagia sekali. Inshaallah.

kuutarakan padamu, padanya, pada mereka... tak ada yang lebih berharga bagiku kecuali pengakuan Robbku, tak juga lebih membuatku bersenang hati jika kau sanggup hadapi semua ini dengan upaya terhebat yang kau punya, jalani dengan kesempurnaan usaha, lengkapi dengan dahsyatnya syukur hingga di titik temu pintu terindah, kuliat kau, dia, mereka telah duluan bersila dalam damainya bahagia yang sebenarnya...
aku yang menyusul kalian, aku yang terlambat sebentang jarak, karena aku harus berhenti dulu sebentar mempertanggungjawabkan semua kepura-puraanku ini. tapi tak mengapa... aku telah siapkan jawaban sebenarnya jika kelak kau bertanya lagi, atau mereka menimbunkan tumpukan tanya untukku. akan kujawab dengan sebaik-baik jawaban...

untuk mereka yang sebegitu berharganya dimata hatiku
sebegitu sayangnya aku, sebegitu berharapnya aku...
aku bahagia pernah hinggap dalam kekhusu'kan do'a-do'a itu.

Ahhabbakalladzi ahbabtani lahu..
sepenuh rindu
SARIKA LUBIS




Kamis, 23 Januari 2014

Apa kabarmu shalihat?^^



Bismillahirrahmanirrahim…

Serupa dengan munculnya matahari pagi ini, masih menandakan kita diberi kesempatan untuk memperbaiki semua kesalahan yg dilakukan hari2 kemaren. Serupa dengan sebentuk kerinduan yang sengaja kujaga rapi untuk pertemuan selanjutnya yg lebih menyuburkan iman, menambah manisnya senyum, membumbui tawa yang terselubung keakraban, menilai tetesan bening yang sesekali hadir karena dosa makin menumpuk.

Setidaknya masih berbekal rasa bersalah pada Allah atas nikmat yang belum sempat kita syukuri karena mata dan hati terbutakan oleh kilau nikmat baru yang barangkali sebuah ujian penguat iman.
Adakah lagi kendala yang kadang membuat bosan menghadiri perjumpaan itu? Semoga tidak… karena disela-sela perjuangan keduniaan ini aku masih merasa kehilangan jika tak melihatmu tersenyum di lingkaran luar biasa itu untuk beberapa pecan ke depan.
Harusnya kita selalu berbaik sangka pada tiap hal menyakitkan yang bisa jadi terselubungi banyak hikmah. Harusnya kau ingatkan aku untuk tak lupa menyapamu di setiap pergantian hari. Harusnya kau singgung aku tentang sms rindu yang tak sempat ku konfirmasi. Ya… seharusnya…^^ tapi batas kemanusiaan membuatmu memaafkanku atas hak yang tak sempat kutunaikan karena lalaiku.

Apa kabarmu shalihat?
Semoga pagi ini awal liburanmu tetap terisi full agenda bermanfaat, meski keahliaanmu masih membantu ibu memotong sayur atau memboncenginya belanja ke pasar. Atau jika kau mulai sibuk dengan tumpukan pakaian kotor yang menjadi dinas rutinmu setiap pagi di rumah itu, meski hanya sekedar mengantarkan adik kecilmu ke sekolah, atau apapun jenis kesibukanmu kuingin disana terbawa senyum sumbringahmu. Sebagai pertanda putri  kecil sang bunda berubah title jadi anak gadis sholeha yang tak mesti di suruh-suruh baru bergerak.^^(sihhiii… anak gadis dank^^)

Apa kabarmu adik cantikku?
masih samakah ketukan jemarimu menghitung dzikir pagi petang penguat dzatiyah yang sama-sama kita jadi kan PR besar di liburan kali ini. Apakah pesona sinetron bersambung itu mengalahkan bayangan hadirku dan hadirnya dipenghujung rhobithohmu^^
Masihkan sama banyaknya sujudmu di pendaran perjuangan ini dengan di tempat nyaman pelukan ayah bunda itu? Bukankah sama-sama kita diskusikan kemaren tentang perkataan Rasul kita
“ jika kau ingin membantuku, maka perbanyak sujudmu”
 semoga ucapan luar biasa ini makin menggema-gema di telinga dan hati kita, untuk meminimalkan futur amalan yang makin mengancam kondisi.^^

Apa kabarmu pemilik jiwa yang lembut?
Hari ini, apa yang kau risau kan?
Bukankah harapan mereka berdua kau semakin dewasa dan tertata, terjaga dan berharga…
Lantas kenapa musti kita bumbui dengan penyakit hati yang terkadang melampaui batas pikiran pada laporan, tugas, kuliah dan banyak hal lain yang mustinya ingin didahulukan. Ah… kemaren terpaksa galau menghitung-hitung terbitnya godaan hati yang belum pantas diperpanjang. Meski realita terasa membatasi kefitrahan maka terkadang kekerasan pada hati perlu kita utamakan, dalam kondisi ini^^
Dinda… kuharap kau sedang baik-baik saja, dalam kondisi terjaga, dalam kondisi bermanfaat. Doakan aku agar selalu membersamaimu dalam hal baik-baik. Meski banyak hal tak baik yang akan sama2 kita ubah. Seperti janji kita… sama-sama mempercantik mahkota-mahkota mawar berwarna ini, hingga peradaban taman yang kita upayakan makin indah dan berharga..^^

pekanbaru, 24 jan 2014
 WITH LOVE
^_*