Kamis, 08 November 2012

tasbih itu seketika mendamba cinta

Bismillah...

ini bukan cerita plesetan karya hebat kang abik... tak ada juga roman puitis tentang pemilik cinta sejati yang terlukis disana, kata ini biasa saja tak mencantumkan bait2 anugerah bagi yang mudah terbius indahnya kata. 

halah... namanya juga merangakai kata... ujung2nya tetap akan jadi cerita, meski cuma ceritaku dan sisa deretan tasbih yang belum ku tempuh hingga ujung.


cerita ini mulanya tak berpangkal, ujungnya pun belum terlihat, lho?
namun tak juga samar, nyata disana, jauh.... tempat pertemuan kata2 yang membuat deretan tasbihku sempurna... hanya bumbu doa yang menjadi katalisnya... ingin menempuh semua ini dengan percepatan maksimal .


aku lupa ngasih tau sesuatu yang jadi titik pemula kisah tasbihku yang merindu.
sebenarnya, akan ada keadaan dimana aku tak bisa melerai tuntas debat bathinku. merasa ingin menggantung semua bisikan asing yang mengajakku tuk melupakan narasi kisah ini. tak bisa...
 

aku berjanji... namun sering sengaja melupakan janjiku, menjadikan tasbihku mundur selangkah...ya Rabb... kian jauh.

aku menanam tanda insyaf, besok ku gali kembali, kubongkar bongkahan penyubur yang susah payah kubuat... hah... itu juga menjauhkanku.

aku mengingat tumpukan salah yang menjadikan tasbihku tak tepat nilainya. namun aku lupa lagi... tak membias lagi bayangan indah ketika hanya titik2 halus menghujani pipi tanpa nilai tamparan itu. ini juga menjauhkanku...

ketika tasbihku menuntut arti pengabdianku, hanya pesan2 dosa yang menari-nari detik ke detik yang berlalu.

ketika itu aku juga lupa, bahwa aku hanya titisan dosa yang melupakan harapan pemilik senyumku.

saatnya aku ingin melambaikan... selamat jalan cerita duka, selamat jalan sematan salah, selamat untuk tidak menemuimu dalam tumpukan lelah dalam dosa,


ALLAH...

Aku tak membenciku, aku ingin bersama bayangan yang tadi pagi kulihat di cermin datar yang bayangannya sama denganku, ingin membersamainya dalam arti rindu yang sesungguhnya. ingin menggapai semua ingin yang tak lepas dari ingin-MU

Ampuni aku ya Rabbi....


                                                                                    sudut kamar Salsabila, 8 nov 2012



Senin, 05 November 2012

La Tusrifuu

Telah kami pesankan seorang manusia untuk senantiasa berbuat baik kepada kedua orang tuanya.” (Al-Ahqaaf : 15)

Beribadahlah kepada Allah, jangan menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.” (An-Nisaa : 36

Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:”Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil”. (Al-Isra : 23-24)

Rencana Allah itu jauh lebih baik...tak sekedar rencana yang sering ku tulis dengan pena, yang kemudian kuniatkan untuk sebuah proses pencapaian, pada hasilnya kuinginkan sebuah kemaksimalan, indah, bertabur hiasan-hiasan yang mungkin saja aku terpana lama olehnya. BUKAN...! rencana_MU jauh lebih indah dari itu. aku yakin...

kemarin pagi ada sebuah pelajaran indah yang kudapati. sebuah pesan yang sampai saat ini masih jadi pengobat risau yang tak jelas karena dunia.
sebuah kata2 yang mengharuskan aku terhenti menyiapkan bekal mengajar GMBB di kelas X. kata itu lah yang kemudian menjadikan pagi ini langkahku lebih tegap dari kemaren..

sehabis dari ruang piket, aku langsung berwudhu ke kamar mandi guru sambil melihat jam di hp yang selalu setia mengingatkan waktu2 penting untuk ngedate dengan-NYA. Hmm Dhuha Yuk Sholihah....
Musholla sekolah yang menjadi tempat ternyaman bagiku sebelum dan sesudah mengajar di kelas.Musholla yang sepi, damai dan aku suka pada jam2 segini belum terlalu ramai karena anak2 masih di kelas menunaikan tholabul 'ilminya

usai sholat, tiba2 saja ingat umak (red: my mom)..." sms ahhhh"
kulenggokkan jari2ku di tombol hp yang hurupnya mulai memudar... mungkin karena udah hapal saja posisi hurupnya makanya tetap bisa cepat,,hehe
"Bismillah...
Dhuha menyapa... mari membangun rumah indah kita di syurga...
doakan ika mak...
Allah titip rindu buat umak tercantikku di rumah..."
sent......slupsluppppppp terkirim...

gak adil jika papa tak di sms juga....
tak peduli papa akan baca saat itu atau beberapa jam kemudian... yang jelas saat itu aku benar2 rindu mereka berdua... Murobby perdanaku ..^_^
dengan editan di akhir kata2 sms
" Allah titip Rindu buat papa terhebatku"
terkirim....

ternyata papa yang duluan balas...
"iya nak... papa sedang otw ke Nurul 'ilmi, mau nyelesain tunggakan uang sekolah adik...
Insyaallah kita bangun sayank...
Papa selalu optimis untuk itu, tak pernah papa resah dengan kondisi apapun yang Allah persilahkan hadir untuk keluarga kita,,, papa hanya yakin perjuangan papa untuk kalian tak sia-sia.. kalian karunia terindah buat papa. papa tak pernah risau nak... makasi nak"

Allah... lagi2 aku terpuka dengan kata2 lelaki hebatku ini...
kawand... ada kata2 jangan resah/ risau yang selalu ayahku pesankan untukku...
la tusrifuu....
jangan resah...
jangan galau...
Subhanallah...
ingin rasanya saat itu mendaratkan hidung dan kening ini di punggung tangan kekar itu... hanya rindu yang kupunya saat ini. rindu yang sengaja ku bungkus rapi dengan do'a dhuhaku untuk kedua pahlawan terhebat milikku...
Bersyukur atas limpahan nikmat-MU.. menitipkan aku pada manusia teramanah seperti mereka.
meski sempit papa akan katakan lapang nak...
habispun masih dikatakan ada nak...
ada berjuta hikmah dari segala cobaan hidup ini... aku semakin tersadar ya Allah... semakin Menyayangi-MU...

pagi ini... seperti semalam... titip rindu buat raja rumah istana kami... sayangi ia Rabbi... sampaikan ia pada cita2 tertingginya...Aamiin...
selipkan bisik2 kasihku pada umak tercantik yang kumiliki... aku akan selalu jadi putri kebanggan buatnya...