Selasa, 28 Januari 2014

Bagian Jasadku, ini mauku

Karena Allah yang Maha Mengetahui tentangku, tentang bagaimana aku bahagia, tentang bagaimana aku tersenyum damai. Tentang harapan-harapan yang kuutarakan di pagi hariku, kukuatkan dalam sempurnanya pinta dipenghujung senjaku. selebihnya keserahkan pada-Mu yang lebih tahu segalanya tentang hidup dan matiku^^

Robbi... karuniakan selalu aku penampang jiwa yang lapang atas segala bentuk kehendak-Mu padaku.
disitu aku akan belajar meletakkan porsi semangatku hingga lukapun bagian kebahagiaan buatku^^

biarkan kaki ini lelah, biar saja jari ini kaku,biar saja mata ini terkatup, biar saja telinga ini berdengung, biar saja hati ini berkata-kata, tapi istimewakan untukku pundak yang nyaman, senyum yang ikhlas agar ketika mereka kecewa aku bisa meminjamkan bahu yang tak sebegitu kuat ini, menenangkannya dengan senyum yang tak begitu indah ini. walau hatiku rapuh lebih rapuh dari kondisi kuatnya hati mereka. tapi cukup Engkau saja yang tahu.

Akan kulalui sisa perjalanan ini seistimewa cara yang kurencanakan, akan kuberanikan menawar semua kesusahan untuk semua kebahagian mereka. setidaknya aku tak akan terpaku lagi pada kasarnya kehendak bathinku.

setelah ini kuupayakan menemui mereka dengan fitrah terlembut yang kupunya, telah kukubur kekerasan dasarku dalam-dalam biarkan saja menyesak aku bisa menahannya sampai Engkau hilangkan sesaknya, atau aku lupa aku sedang meredamnya. yaa... aku bahagia... aku sangat bahagia.... sangat bahagia sekali. Inshaallah.

kuutarakan padamu, padanya, pada mereka... tak ada yang lebih berharga bagiku kecuali pengakuan Robbku, tak juga lebih membuatku bersenang hati jika kau sanggup hadapi semua ini dengan upaya terhebat yang kau punya, jalani dengan kesempurnaan usaha, lengkapi dengan dahsyatnya syukur hingga di titik temu pintu terindah, kuliat kau, dia, mereka telah duluan bersila dalam damainya bahagia yang sebenarnya...
aku yang menyusul kalian, aku yang terlambat sebentang jarak, karena aku harus berhenti dulu sebentar mempertanggungjawabkan semua kepura-puraanku ini. tapi tak mengapa... aku telah siapkan jawaban sebenarnya jika kelak kau bertanya lagi, atau mereka menimbunkan tumpukan tanya untukku. akan kujawab dengan sebaik-baik jawaban...

untuk mereka yang sebegitu berharganya dimata hatiku
sebegitu sayangnya aku, sebegitu berharapnya aku...
aku bahagia pernah hinggap dalam kekhusu'kan do'a-do'a itu.

Ahhabbakalladzi ahbabtani lahu..
sepenuh rindu
SARIKA LUBIS




Kamis, 23 Januari 2014

Apa kabarmu shalihat?^^



Bismillahirrahmanirrahim…

Serupa dengan munculnya matahari pagi ini, masih menandakan kita diberi kesempatan untuk memperbaiki semua kesalahan yg dilakukan hari2 kemaren. Serupa dengan sebentuk kerinduan yang sengaja kujaga rapi untuk pertemuan selanjutnya yg lebih menyuburkan iman, menambah manisnya senyum, membumbui tawa yang terselubung keakraban, menilai tetesan bening yang sesekali hadir karena dosa makin menumpuk.

Setidaknya masih berbekal rasa bersalah pada Allah atas nikmat yang belum sempat kita syukuri karena mata dan hati terbutakan oleh kilau nikmat baru yang barangkali sebuah ujian penguat iman.
Adakah lagi kendala yang kadang membuat bosan menghadiri perjumpaan itu? Semoga tidak… karena disela-sela perjuangan keduniaan ini aku masih merasa kehilangan jika tak melihatmu tersenyum di lingkaran luar biasa itu untuk beberapa pecan ke depan.
Harusnya kita selalu berbaik sangka pada tiap hal menyakitkan yang bisa jadi terselubungi banyak hikmah. Harusnya kau ingatkan aku untuk tak lupa menyapamu di setiap pergantian hari. Harusnya kau singgung aku tentang sms rindu yang tak sempat ku konfirmasi. Ya… seharusnya…^^ tapi batas kemanusiaan membuatmu memaafkanku atas hak yang tak sempat kutunaikan karena lalaiku.

Apa kabarmu shalihat?
Semoga pagi ini awal liburanmu tetap terisi full agenda bermanfaat, meski keahliaanmu masih membantu ibu memotong sayur atau memboncenginya belanja ke pasar. Atau jika kau mulai sibuk dengan tumpukan pakaian kotor yang menjadi dinas rutinmu setiap pagi di rumah itu, meski hanya sekedar mengantarkan adik kecilmu ke sekolah, atau apapun jenis kesibukanmu kuingin disana terbawa senyum sumbringahmu. Sebagai pertanda putri  kecil sang bunda berubah title jadi anak gadis sholeha yang tak mesti di suruh-suruh baru bergerak.^^(sihhiii… anak gadis dank^^)

Apa kabarmu adik cantikku?
masih samakah ketukan jemarimu menghitung dzikir pagi petang penguat dzatiyah yang sama-sama kita jadi kan PR besar di liburan kali ini. Apakah pesona sinetron bersambung itu mengalahkan bayangan hadirku dan hadirnya dipenghujung rhobithohmu^^
Masihkan sama banyaknya sujudmu di pendaran perjuangan ini dengan di tempat nyaman pelukan ayah bunda itu? Bukankah sama-sama kita diskusikan kemaren tentang perkataan Rasul kita
“ jika kau ingin membantuku, maka perbanyak sujudmu”
 semoga ucapan luar biasa ini makin menggema-gema di telinga dan hati kita, untuk meminimalkan futur amalan yang makin mengancam kondisi.^^

Apa kabarmu pemilik jiwa yang lembut?
Hari ini, apa yang kau risau kan?
Bukankah harapan mereka berdua kau semakin dewasa dan tertata, terjaga dan berharga…
Lantas kenapa musti kita bumbui dengan penyakit hati yang terkadang melampaui batas pikiran pada laporan, tugas, kuliah dan banyak hal lain yang mustinya ingin didahulukan. Ah… kemaren terpaksa galau menghitung-hitung terbitnya godaan hati yang belum pantas diperpanjang. Meski realita terasa membatasi kefitrahan maka terkadang kekerasan pada hati perlu kita utamakan, dalam kondisi ini^^
Dinda… kuharap kau sedang baik-baik saja, dalam kondisi terjaga, dalam kondisi bermanfaat. Doakan aku agar selalu membersamaimu dalam hal baik-baik. Meski banyak hal tak baik yang akan sama2 kita ubah. Seperti janji kita… sama-sama mempercantik mahkota-mahkota mawar berwarna ini, hingga peradaban taman yang kita upayakan makin indah dan berharga..^^

pekanbaru, 24 jan 2014
 WITH LOVE
^_*

Rabu, 08 Januari 2014

senyumku, hakmu:-)



Bismillahirrahmanirrahim…
Disertai dengan segala bentuk keresahan jiwa,  kelesuan jasad, keterkikisan harapan dan aku tidak ingin juga iman inipun rapuh mengikuti ritme kealpaanku.

Robbi tunjuki selalu segala yang Engkau titipkan pada diri ini agar senantiasa berbuat yang terbaik.
Aku rasa cukup tak layak bersimpuh separuh mau pada-MU, begitu banyak mauku, tapi begitu minimnya usahaku mendekati-Mu. Aku hanya bisa berkilah mendikte bathin agar aku dapat mewujudkan apa yang tak seharusnya kupaksa terwujud. Ah barangkali aku mulai sadar, semua ini adalah sisi kemanusiaanku. Tapi lagi2 salah menurut hati kecilku.

Allah… kuatkan jiwa ini. Jangan biarkan aku goyah dalam semangat yg susah payah kubangun.
Sebenarnya tak ada alasan jelas yang patut kujadikan alasan kenapa airmata ini makin tak terbendung,  makin menjadi di saat sang guru mengutaraakan betapa banyak hak2 saudara kita yang kadang kita abaikan, hak senyum manis dari kita. Bukankah seharusnya setiap bertemu dengan siapapun kita wajib setor muka paling manis dengan senyum paling tulus yang mengubur dalam semua gundah yang hanya kita dan DIA yang tahu, ya… itu seharusnya. Namun kenyataannya aku masih harus banyak membenahi maunya bthinku. Robbi…Engkau Segalanya yang memantau jejeran inginku yang begitu banyak untuk mereka.
Ajari aku untuk tetap mempeduliakan disisa yakin yang akupun sudah tak bisa menjaganya

Pekanbaru,20 des 2013