Kamis, 22 Oktober 2015

Apa Kabar Dakwah Kampus??

Apa kabar dakwah kampus?
sungguh aku rindu bergelandangan disisian trotoar mesjid penuh kenangan tempat berpadunya hati manusia-manusia sibuk itu. tempat bertemunya diri dengan banyak pasang mata optimis. tempat duduk manis mendengar letupan semangat sang muwajih penyampai kabar gembira itu. tempat pelarian setelah jenuh dengan SKS bermuatan rumus2 anehnya atuk Einstein. tempat menyatukan ide-ide perjuangan demi terisinya kolom kebaikan dicatatan pasti malaikat pencatat amal.
ah... apa kabarmu dakwah kampus?

Apa kabar dakwah kampus?
aku memang tak bernyali penuh untuk mengemukakan pertanyaan ini. namun apalah daya, rindu makin menjadi, bayangan langkah-langkah pasti itu seakan baru kemarin ku jalani bersamamu. senyum optimismu mengikuti semangatku yang kini setengah redup. anggap saja tanyaku ini sebuah kelana pencarian jawaban atas rinduku pada sebagian hatiku yang hanyut oleh derasnya arus dunia yang kian mengaburkan jiwa rela berkorbanku padamu. ah... dakwah kampus... kau terlalu indah untuk kulupakan, terlalu berkesan untuk tidak dijadikan penggalan cerita menarik, dan pastinya terlalu pas dijadikan pengobat hati ditengah riuhnya problematika negara yang bukan peradaban mini lagi. selepas tanya ini kuyakin aku kembali baru meski hanya sebentar kemudian kusam lagi.

Apa kabar dakwah kampus?
kau tentu tetap baik-baik saja. sebab orang-orang di sampingmu saat ini lebih menawan. kabarkan padaku tentang mereka, ceritakan padaku isi hati yang dekat pada Ilahi seperti mereka, goreskan untukku kerasnya prinsip baik mereka, karena aku memang sedang mengutip retakan-retakan terserak, barangkali lebih mudah jika dengan sinaran benderang seperti sorot mata mereka yang liar memangsa banyak kebaikan.

Apa kabar dakwah kampus?
aku rindu... meski tak pandai kubahasakan dengan romantis,
meski tak pandai kusampaikan dengan tertata
meski tak layak kuutarakan sebab rombengnya kondisiku
meski tak akan pernah kau jawab dengan pasti untukku.
namun percayalah... aku sedang rindu

Apa kabar dakwah kampus?
tetaplah seperti itu, agar aku tetap bisa menatapmu dari jeruji membelenggu ini,
agar aku tetap bisa merekam dari jarak jauh tentang jutaan pesonamu yang selalu mengajak untuk semakin dekat pada kebaikan.
agar aku sanggup berdiri sebab membayang-bayangkan sedari dulu kau pernah menanam kuat di jiwaku hingga kini kuingin mati-matian bertahan
agar aku reda dalam tanya, sebab kau memang bukan pertanyaan, melainkan ungkapan damai sebab tabah menjadikan seonggok aku yang terluka mampu sembuh dan bangkit melanjutkan sisa perjalanan sang gelandang^^

sudut Indonesi nan berkabut asap, 22 Oktober 2015
Sarika Lubis
semoga tak bosan bergelandangan di jalan dakwah
Allahuakbar!!!

Minggu, 01 Maret 2015

Lagu Cinta Sang Ayah

Bismillahirrahmanirrahiim...

Ho do borukku
Tappuk ni ate atekki
Ho do borukku
Tappuk ni pusu pusukki,
Burju burju maho
Namarsikkola i
Asa dapot ho
Na sinitta ni rohami
Molo matua sogot ahu
Ho do manarihon ahu
Molo matinggang ahu inang
Ho do namanogu-nogu ahu
Ai ho do borukku,
boru panggoaranhi
Sai sahat ma da na di rohami.
Ai ho do borukku,
boru panggoaranhi
Sai sahatma da na di rohami

Aku menyukai lagu ini sejak papaku suka menyanyikannya untukku. sampai kini^^
ketika itu, sepulang dari kebun, ayah memutar lagu ini dan ikut menyanyikannya. ibuku sedang masak, papa duduk di depan pintu dapur, akupun duduk di dekatnya turut mengelupasi rembesan getah2 karet yang menempel di kaki dan tangannya.
"payah menghilangkan getah2 yang menempel ini kan pa?" ucapku.
Padanya aku memang sangat cerewet, banyak tanya, banyak ulah, banyak soal jawab^^

"iya mak'e, begitulah, tapi uang getahnya ini bisa harum dan tentunya bisa dibelikan kerupuk untuk ika" hihi... Papa tau itu makan favoritku, eh...bukan hanya aku, semua adik2kupun pencinta makanan kriuk ini. itu sebabnya sejak aku sekolah jauh. kalau pulang kampung selalu menyisakan uang buat beli oleh2 kerupuk untuk adik-adikku.

Papa sering menyanyikan lagu itu, kadang sambil mengasah pisau sadapan karetnya, kadang sambil memanaskan kereta bututnya, kadang juga sambil mengelus kepalaku dan adik-adikku saat menonton di ruang depan rumah kami yang sederhana itu.

Suara papaku bagus, kata umakku, dia juga sering dapat lagu2 keren dari papa. sayangnya keempat anak perempuannya cuma si bungsu yang sedikit mewarisi suara keren papa. dua anak lajang papa suka menyanyi sih. tapi yang suaranya paling keren ya si abang kecil, dia juga yang mewarisi hampir semua jiwa seni papa, menyanyi, tulisannya cantik, sastranya juga dia dapat. tapi tak apalah, setidaknya kalau sedang berkumpul kami selalu bisa saling bersambung lagu, meski ada yg selalu ambil nada-nada duluan dengan suara cemprengnya, yang satu lagi hampir gak kedengaran kalau dia sedang ikut nyanyi atau sedang kumur-kumur, haha, duanya lagi senada biasa saja, satu lagi patokan atau suara pertahanan...haha. kondisi seperti ini akan memekakkan telinga umakku. apalagi ada dari kamar belakang memainkan gitar legendaris yang tak mau punah itu^^


Jangan tanyakan tentang bangganya aku pada ayah hebat ini. kau akan pusing mendengarkan sekian banyak ceritaku tentangnya. meski dia hanya seorang guru sederhana tapi ketika berdebat, seolah-olah kami melihatnya berubah jadi penasehat politik. ketika aku sedang sedih, tanpa diagnosa panjangpun pasti dia selalu menghampiriku dan mengatakan bahwa usia dunia ini tak akan lama, maka jangan terlalu larut dengan duka dunia. Ketika aku sedang malas dan tak peduli apa-apa maka seketika itu dia akan berubah jadi motivator yang paling berpengaruh buatku. Ketika aku jatuh, dia akan sangat ikhlas memapahku berdiri dan mengobati luka-lukaku. Satu lagi, ketika beberapa minggu lalu aku demam tinggi dan harus pulang kampung, papaku yang mengompresku, papa juga yang menyuapiku. papaku yang libur kerja karena beberapa hari badanku panas tinggi dan selama itu tanganku melingkar di lengannya dan apa hanya melepasnya ketika aku sudah pulas sekali, sampai-sampai adk bungsuku mengejekku keesokan harinya. dan kata umak itu sudah jadi tabiat putri sulung dan ketiga putri lainnya. bahkan ketika aku takut bahwa aku sudah tak bisa hidup lagi, dia akan tenang menasehatiku bahwa aku adalah anak hebatnya. dan selalu akan jadi anak optimis miliknya. dan juga ketika aku memang salah maka dia akan duluan berkata bahwa itu tindakan salah. mau berubah atau berhentilah punya harapan.

Papaku juga sangat keras, sangat ingat pada janji-janji kami untuk jadi anak baik. kadang ketika dalam posisi salah, aku akan merasa sangat takut melihat keningnya. aku juga pernah dihukum, mengerjakan banyak hukuman itu, menangis dan mengadu pada umakku. hebatnya lagi, umakku pasti akan menjawab sederhana, " selesaikan saja hukumanmu ya sayang". seolah-olah waktu itu aku menganggap mereka berdua sedang berkompromi^^

Papaku, ayah terhebat. tanpa ku sms pun dia selalu tahu kalau aku sedang tak enak hati, atau sedang dalam kondisi tak nyaman. tak sekali dua kali pesan-pesan motivasinya mampir di handphone putihku ini. pun hebatnya lagi. papaku juga jika salah selalu lebih duluan meminta maaf padaku. padahal waktu itu hanya karena keterlambatan uang SPPku yang terlewat beberapa hari.

Papaku selalu pandai, dia selalu pandai melukis bunga-bunga mekar di sampul buku tulisku waktu SD. selalu mengecek sholat lima waktuku meskipun umak sudah lebih dahulu mengecheknya, membimbingku menghapal banyak hal dalam buku RPUL zaman itu^^
papaku juga selalu siaga dan menenangkan, ketika SMP aku pulang lebih awal karena cabut gara-gara guruku salah menjelaskan kukoreksi dan beliau khilaf dan marah, aku pulang dan mengadu pada papa agar papa ke sekolah dan mengatakan aku tak akan mau belajar dgn beliau lagi. semua urusan itu rampung dituntaskan, hingga aku baikan dgn guruku (semoga Allah selalu memberkahi guruku itu^^ aku malah sering rindu padanya).

Sekali lagi kawan. jangan tanyakan tentang bangganya aku dan adik-adikku memiliki ayah nomor satu sepertinya. apalagi umakku^^ pasti selalu berucap hal yang sama berulang -ulang pada kami " selalu doakan papa agar usianya berkah, umak tak akan mampu apa-apa jika papa tak ada"

PAPA, selamat hari lahir. semoga Allah selalu memberikan keberkahan padamu atas jihadmu menafkahi hidup kami, selalu memberi kesabaran adas kesabaran atas segala terpaan hidup yang selalu berujung kau syukuri, selalu kuat wahai laki-laki hebat kami. syurga terlayak selalu kupinta untukmu dan bunda tersabar milik kami.


salam sayang kakak
SARIKA LUBIS
boru panggoaranmu